Jumat, 07 Agustus 2015

Desa Ku (pucung lor)

Di Desa ini aku dilahirkan oleh orang tua ku, masyarakat desa pucung lor yang terdiri dari 20 rukun tetangga ini masih belum begitu tertarik dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi untuk anak-anaknya, mereka lebih menginginkan anaknya setelah lulus dari SMP/SMA untuk langsung merantau guna membantu mencukupi kebutuhan orang tua di rumah, biasanya mereka memilih untuk merantau ke jakarta dan sekitarnya yang gaji disana terhitung lumayan 'ujarnya'.

Masih jarang sekali masyarakat di Desa pucung Lor ini  yang menjadi seorang sarjana, di RT 20 hanya ada 5 Sarjana, 4 dari 5 Sarjana itu dari satu keluarga Bapak Khudasih 1 lagi dari keluarga Bpk Juremi, mereka sebagian masyarakat setempat masih sangat takut apabila ana-anaknya kuliah atau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi nantinya akan sama mengalami kebingungan untuk bertahan hidup dengan kata lain menjadi orang biasa, dan tidak membekas ilmu yang ia dapat untuk disampaikan di masyarakat karna kalah dengan keadaan.

Setengahnya lebih dari jumlah masyarakat beranggapan bahwa biaya sekolah untuk sampai pada perguruan tinggi itu sangat mahal, di tambah lagi ujungnya nanti sama menjadi seorang petani atau bahkan nganggur itu menjadi alasan kuat mengapa sebagian amsyarakat desa beranggapan bahwa pendidikan itu tidak lah begitu penting.

Setelah saya lulus memang beranggapan bahwa kuliah/pendidikan tidak lah penting tapi sungguh sangatlah penting untuk mengubah cara perfikir, mengkaji kebiasaan yang ada di masyarakat, hidup bukan saja hanya mengikuti tapi harus tahu mengapa dan bagaimana kita ada untuk lebih melihat potensi diri.

Memang dalam menjalani kehidupan akan tampak sama seperti halnya kita tetap butuh makan, butuh pendamping hidup, butuh hiburan dan butuh hal-hal yang pada umumnya ada namun itu tidak menutup kemungkinan terjadi sesuatu yang kurang berkenan seperti hal nya terus mengikuti pergaulan tanpa tau batasan, dengan  seorang sadar mengapa ia melakukan hal demikian ia akan memiliki batasan untuk dirinya, lantas apa dengan jalur pendidikan kita tak butuh hal yang nyata seperti hiburan, sedikit hura-hura bukan begitu namun itu tetaplah kita coba, namun ketahuilah bahwa hak seseorang itu terhalang oleh hak orang lain.

Tuhan aku sangat menginginkan agar saya bena-benar berguna bagi diri sendiri keluarga masyarakat setempat dan seterusnya, mengharumkan nama bangsaku, negaraku, dengan tulisan ini saya menyampaikan anganku setelah lulus dari jalur pendidikan strata satu, aku menginginkan agar aku memiliki sebuah yayasan yang dimana disitu ada kelas untuk PAUD, TK, SD, SMP, SMU/SMK dan Perguruna Tinggi serta Pesantren Modern, jika alam menghendaki pasti itu akan terjadi. Ammiiiin.

Sepertinya menjadi perangkat desa menjadi alternatif kedua untuk tetap bertahan hidup demi melanjutkan sebuah angan, apapun nantinya sekarang aku berusaha sewajarnya untuk lebih bisa menikmati sebuah proses bukan mengutamakan sebuah hasil tanpa proses. selamat berproses kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar