Jumat, 15 Januari 2016

Sabtu, 08 Agustus 2015

Pohon Nanas


Tanaman di atas adalah Pohon Nanas, tadi siang sewaktu bersih-bersih di belakang rumah niatnya sih mau ku  bakar sampah-sampah dedaunan yang kering beserta tanaman nanas tersebut, namun ketika sampah sudah sebagian terkumpul ada fikiran untuk tidak membakar pohon nanas tersebut melainkan dipindah ketempat yang lebih baik, setelah memindah tanaman kefikiran juga untuk memotret dan diunggah ke facebook lalu ditulis di blog ku guna sebagai koleksi tulisanku untuk generasi setelahku, untuk sesamanya yang belum mengenal pohon nanas namun tahu bentuk buahnya.

Pohon Nanas ini biasanya tumbuh di perkebunan / pekarangan namun di desaku ada yang di depan rumah, samping rumah bahkan di belakang rumah, pohon nanas di desaku tidak dirawat dengan baik melainkan dibiarkan,

Pohon Nanas ada banyak duri di sepanjang daunnya, bentuk daunnya memanjang berwarna hijau penuh dengan duri, posisi buah nanas tepat berada di tengah diantara dedaunan yang hijau memanjang, posisi buah di tengah itu karna di desain oleh sang alam agar terlindungi dari kemungkinan bahaya yang menyerang, seperti hewan yang hendak memakannya atau yang lainnya.

Warna buah nanas sewaktu masih muda itu berwarna merah dan penuh dengan duri, beda lagi ketika buah sudah mulai tua buah nanas akan berubah warna menjadi hijau, namun setelah bauh nanas siap di makan (masak) itu akan berwarna kuning, ketika buah nanas telah berwarna kuning maka bisa dipastikan itu siap untuk dimakan tapi bukan kuning karna sengatan matahari karna nanas yang telah lepas dari pohonnya (alum), nanas yang sudah alum itu rasanya beda dengan nanas yang sudah masak yang masak akan terasa segar dan manis dan yang alum terasa kecut,,,hehhehe. Jadi ada 3 warna ya...tolong di ingat.

Ini sebagai wahana informasi bagi siapa saja yang belum mengetahu pohon dari buah nanas, sepertinya tidak lucu masa tahu buahnya tidak tahu pohonnya, barang siapa yang suka membaca silahkan dan saya sangat senang, saya ucapkan terimakasih.

Jumat, 07 Agustus 2015

Desa Ku (pucung lor)

Di Desa ini aku dilahirkan oleh orang tua ku, masyarakat desa pucung lor yang terdiri dari 20 rukun tetangga ini masih belum begitu tertarik dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi untuk anak-anaknya, mereka lebih menginginkan anaknya setelah lulus dari SMP/SMA untuk langsung merantau guna membantu mencukupi kebutuhan orang tua di rumah, biasanya mereka memilih untuk merantau ke jakarta dan sekitarnya yang gaji disana terhitung lumayan 'ujarnya'.

Masih jarang sekali masyarakat di Desa pucung Lor ini  yang menjadi seorang sarjana, di RT 20 hanya ada 5 Sarjana, 4 dari 5 Sarjana itu dari satu keluarga Bapak Khudasih 1 lagi dari keluarga Bpk Juremi, mereka sebagian masyarakat setempat masih sangat takut apabila ana-anaknya kuliah atau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi nantinya akan sama mengalami kebingungan untuk bertahan hidup dengan kata lain menjadi orang biasa, dan tidak membekas ilmu yang ia dapat untuk disampaikan di masyarakat karna kalah dengan keadaan.

Setengahnya lebih dari jumlah masyarakat beranggapan bahwa biaya sekolah untuk sampai pada perguruan tinggi itu sangat mahal, di tambah lagi ujungnya nanti sama menjadi seorang petani atau bahkan nganggur itu menjadi alasan kuat mengapa sebagian amsyarakat desa beranggapan bahwa pendidikan itu tidak lah begitu penting.

Setelah saya lulus memang beranggapan bahwa kuliah/pendidikan tidak lah penting tapi sungguh sangatlah penting untuk mengubah cara perfikir, mengkaji kebiasaan yang ada di masyarakat, hidup bukan saja hanya mengikuti tapi harus tahu mengapa dan bagaimana kita ada untuk lebih melihat potensi diri.

Memang dalam menjalani kehidupan akan tampak sama seperti halnya kita tetap butuh makan, butuh pendamping hidup, butuh hiburan dan butuh hal-hal yang pada umumnya ada namun itu tidak menutup kemungkinan terjadi sesuatu yang kurang berkenan seperti hal nya terus mengikuti pergaulan tanpa tau batasan, dengan  seorang sadar mengapa ia melakukan hal demikian ia akan memiliki batasan untuk dirinya, lantas apa dengan jalur pendidikan kita tak butuh hal yang nyata seperti hiburan, sedikit hura-hura bukan begitu namun itu tetaplah kita coba, namun ketahuilah bahwa hak seseorang itu terhalang oleh hak orang lain.

Tuhan aku sangat menginginkan agar saya bena-benar berguna bagi diri sendiri keluarga masyarakat setempat dan seterusnya, mengharumkan nama bangsaku, negaraku, dengan tulisan ini saya menyampaikan anganku setelah lulus dari jalur pendidikan strata satu, aku menginginkan agar aku memiliki sebuah yayasan yang dimana disitu ada kelas untuk PAUD, TK, SD, SMP, SMU/SMK dan Perguruna Tinggi serta Pesantren Modern, jika alam menghendaki pasti itu akan terjadi. Ammiiiin.

Sepertinya menjadi perangkat desa menjadi alternatif kedua untuk tetap bertahan hidup demi melanjutkan sebuah angan, apapun nantinya sekarang aku berusaha sewajarnya untuk lebih bisa menikmati sebuah proses bukan mengutamakan sebuah hasil tanpa proses. selamat berproses kawan.

Rabu, 23 April 2014

jl.bima pucunglor



JL. BIMA  DESA PUCUNGLOR
KECAMATAN KROYA KABBUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
DITANAH / NEGARA IBU PERTIWI INDONESIA
Jl.bima  yang saya tulis kali ini berada didesa pucunglor tepatnya di rt 18/19/20 kecamatan kroya kabupaten cilacap, penulis sengaja menuliskan lokasi ini kembali untuk memperjelas dan memperkenalkan atau memberi tahukan kepada pembaca, mungkin saudara semua ada yang belum tahu dan mempermudah pencarian di jejaring social karna itu pula penulis memanfaatkan sesuatu  yang ada yang lagi berkembang dan sangat dibutuhkan pula pada sekarang ini ksususnya untuk kaum pelajar  yang haus akan pengetahuan mengenai suatu hal apapun salah satunya mungkin hendak mengerti dan memperluas tataletak tempat di pulau jawa.
            Jl.bima yang saya tulis ini terletak tidak begitu jauh dari pantai selatan kabupaten cilacap jika pembaca suka rekreasi ke suatu pantai disini anda bisa sedikit meluangkan waktu untuk melihat indahnya laut selatan, indahnya ciptaan tuhan alam semesta agungnya kuasa tuhan dan betapa besar tanggung jawab kita sebagai manusia untuk menjaganya.
            Kembali pada pokok pembahasan adanya jl.bima yang terletak didesa pucunglor ini melintang dari arah barat ke timur, penduduk desa jl.bima ini mayoritas beragama islam mereka biasa mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan berdagang kerajinan tangan diantaranya alat pembersih lantai (pel), kesed, sapu taman, sikat wc. Di samping mereka berdagang, merekapun juga mempunyai penghasilan di sawah untuk jangka panjang biasanya ditanami tanaman padi pada musimhujan meskipun kadang air tapi biasanya walaupun tidak musim hujan tetap masih ada air irigasi, ada juga yang memilih untuk menanam ketela dan kacang tanah dimusim kemarau (ketiga: b.jawa).
            Demikian yang dapat kami sajikan dari pembahasan kali ini saya harap ada manfaat bagi saya pembaca dan alam jagad raya yang indah nan nyata.
                        Hormat saya warga desa pucunglor rt 20/06.
                        Salam mulia dan salam sejahtera bagi kita semua.

                                                                                                            Penulis Artikel
                                                                                                Mahasiswa Unwiku Purwokerto
                                                                                                   Ahmad Dahlan Baidowi